Senin, 05 Mei 2014

Rayakan World Oral Health Day 2014, Pepsodent Ajak 200.000 Anak Indonesia di 117 Kota Sikat Gigi Bersama

Hari ini Pepsodent, merek pasta gigi dari Unilever Indonesia, merayakan World Oral Health Day 2014 (WOHD) dengan mengadakan sikat gigi bersama 200.000 anak yang dipimpin para dokter gigi kecil di 117 kota, dari Sabang sampai Merauke. Berkolaborasi dengan 117 Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) cabang, kegiatan ini dimulai serentak pukul 10.00 pagi sambil mendengarkan lagu Bangun Tidur yang digubah liriknya sehingga sesuai dengan pesan sehat sikat gigi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Sejalan dengan tema WOHD untuk merayakan senyum sehat sambil bernyanyi dan tertawa, melalui kegiatan ini Pepsodent berharap dapat membantu mewujudkan senyum sehat Indonesia.
WOHD merupakan inisiatif FDI (World Dental Federation) untuk meningkatkan kerjasama pemerintah, asosiasi kesehatan dan masyarakat umum dalam menjalankan program promotif preventif dan kuratif di bidang kesehatan gigi dan mulut. Data global menunjukkan sekitar 90% orang dewasa memiliki masalah gigi dan mulut mulai dari gigi berlubang, penyakit gusi hingga kanker mulut. Sementara ada 60-90% anak di berbagai negara di dunia menderita gigi berlubang.
Drg. Ratu Mirah Afifah, GCClinDent. MDSc., Professional Marketing Manager Oral Care, PT Unilever Indonesia Tbk. mengatakan, “Unilever sebagai salah satu mitra resmi WOHD 2014, melalui Pepsodent ingin mengajak anak Indonesia menjadi contoh bagi lingkungan sekitar untuk memiliki kebiasaan baik menyikat gigi di waktu yang tepat  demi mewujudkan senyum sehat.”Pepsodent 01
Kualitas kesehatan gigi dan mulut menjadi salah satu syarat utama terwujudnya senyum sehat dan mempengaruhi banyak hal dalam kehidupan. Penyakit gigi pada anak-anak dapat mempengaruhi rasa percaya diri, mereka enggan tersenyum dan tertawa karena malu dengan penampilan mereka.
“Penelitian yang dilakukan di negara maju memperlihatkan bahwa anak yang sering sakit gigi mempunyai kecenderungan 4 kali lebih besar untuk mendapat nilai yang lebih rendah dibanding teman-temannya yang mempunyai gigi sehat. Penelitian serupa yang dilakukan Unilever di Indonesia juga menunjukkan hal yang sama. Terlebih lagi, gigi berlubang  yang dialami anak sangat mengganggu proses pengunyahan, penyerapan nutrisi, tumbuh kembang dan rasa sakit yang ditimbulkan dapat mengganggu waktu bermain, istirahat dan belajar anak,” lanjut drg. Mirah.   
Lebih lanjut, Drg. Peter Andreas, M.Kes., Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat dan Pencegahan FKG Universitas Indonesia, menambahkan “Selain berpengaruh pada kemampuan akademis, dan psikologis anak, gigi berlubang yang merupakan penyakit yang paling sering diderita anak usia sekolah juga dapat mempengaruhi produktivitas orang tua mereka. Orang tua dapat kehilangan 2.5 hari kerja mereka untuk membawa anak mereka menemui dokter gigi dan merawatnya.”
Menanggapi soal senyuman pada anak, Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Psi., psikolog dan pakar tumbuh kembang anak, berkomentar “Senyum anak merupakan ekspresi emosi positif di dalam diri anak dan indikator dari perkembangan ketrampilan sosialisasi mereka. Di usia 1 hingga 4 tahun, senyuman pada anak merupakan indikator penting dalam interaksinya dengan teman sebaya.  Anak yang banyak senyum akan lebih disukai oleh teman sebayanya sehingga mudah memperoleh teman. Senyuman anak juga punya dampak mendalam bagi orang-orang di sekitarnya.  Senyum pada anak-anak yang juga dipengaruhi oleh kepercayaan diri mereka, termasuk tentu kesehatan gigi dan mulut mereka.”Pepsodent 02
“Oleh karenanya, kontribusi positif anak Indonesia sangat penting untuk mengingatkan orang-orang terdekat di sekitarnya tentang memeliharaa kesehatan gigi dan mulut. Seperti hari ini, para dokter gigi kecil di 117 kota memimpin teman-teman di sekolahnya menyikat gigi bersama,” pungkas drg. Mirah. “Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan di berbagai negara berkembang, seperti Nigeria, Kenya dan Mesir menyatakan bahwa anak-anak mampu mengubah perilaku komunitas yang berkaitan dengan sanitasi dan higienitas,” imbuh Vera.
“Kami menyadari potensi besar Anak Indonesia yang dapat membantu menyebarkan kebiasaan baik, termasuk merubah perilaku orang tua untuk menyikat gigi di waktu yang tepat: pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Sehingga tahun ini, Pepsodent dengan kampanyenya : Dari Anak Indonesia Untuk Senyum Sehat Indonesia, mengajak setiap anak menjadi ambassador di lingkungan sekitarnya demi terwujudnya senyum sehat bebas gigi berlubang.” ujar drg. Mirah menutup acara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar