Minggu, 23 Maret 2014

pt bukit asam

(Indonesia) Bukit Asam Raih Kontrak Rp 157 T

Berdasarkan kontrak yang diteken Direktur Utama PTBA Milawarma dan Direktur Utarna PLN Nur Pamudji di Jakarta, Selasa (26/3), PTBA bakal menyuplai batubara dengan berbagai kualitas, yakni 4.900 kilo kalori (kkal) per kg, 4.700 kkal per kg, dan 4.200 kkal per kg. Sekretaris Perusahaan PTBAJoko Pramono mengungkapkan, pasokan batubara PTBA itu akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar pembangkit listrik tenaga uap (pLTU) PLN 10 ribu megawatt (MW) tahap I di Pulau Jawa. PLTU PLN di Pulau Iawa yang akan mendapat pasokan batubara PTBA meliputi PLTU Labuhan Angin, PLTU Suralaya, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTU Labuhan, PLTU Teluk Naga, PLTU Indramayu, PLTU Rembang, PLTU Pacitan, dan PLTU Paiton Baru. “Khusus tahun ini, PTBA akan menyuplai batubara sebanyak 2,45 juta ton ke PLN,” tutur Ioko di Jakarta, kemarin.
Selanjutnya, menurut dia, PTBA bakal meningkatkan pasokan menjadi 23,4 juta ton per tahun pad a 2030. Secara keseluruhan, PTBA telah meneken perjanjian jual beli batubara sebanyak 537,5 juta 11m sejak 2012 hingga Maret 2013. “Penentuan harga disepakati tiap tahun berdasarkan harga batubara acuan (RBA) yang ditetapkan pemerintah dan biaya angkutan kereta api (KA) ke pelabuhan. Penyerahan batubara ke PLN berlaku di atas kapal (FOB) Pelabuhan Tarahan di Bandar Iampung,’ papar dia 7,3 Millar Ton Ioko Pramono menjelaskan, untuk menjamin persediaan batubara, PTBA sudah menyiapkan 1,25 miliar ton cadangan batubara tertarnbang di Tanjung Enim dari total 1,99 miliartoncadangantertarnbang.Totalsumber daya batubara PTBA mencapai 7,3 miliar ton. “Untuk transportasinya, PT KeretaApi Indonesia (KAI) telah berkomitmen mengangkut 22,7 ton per tahun hingga 2029. Kapasitas Pelabuhan Tarahan juga ditingkatkan menjadi 25 juta ton per tahun pada 2014 atau naik signifikan dibandingkan saat ini 13 juta ton,” ujar dia. Kapasitas sandar dermaga, kata Ioko, juga bakal ditingkatkan menjadi 150 ribu DWT(panamax) dengan kemampuan sandar dua kapal. PTBA pun membangun PLTU 2 x 8 MW untuk memenuhi kebutuhan listrik perseroan tahun ini. Selain itu, anak usaha PTBA, PT Bukit Asam ‘Trans Railways (BATR), membangun jalur baru KA berkapasitas angkut 25 juta per tahun. Akhir pekan lalu, PTBA menginvestasikan dana US$ 80 juta atau Rp 800 miliar untuk ekspansi ke Myanmar. Perseroan berencana membangun PLTU Mulut Tambang. “Proyek energi ini berkapasitas 2 x 20 MW. Sudah ada tim riset dan advance yang sedang meneliti. Semoga bisa berjalan lancar,’ kata Ioko. Belum lama ini, emiten pelat merah itu juga sepakat memasok batubara sebanyak 51,8 juta ton selama 10tahun kepada PTIndonesia Power (PT IP), anak perusahaan PLN. Harganya berdasarkan harga batubara acuan (RBA) yang ditetapkan pemerintah, termasuk biaya angkutan KA dari lokasi tarnbang menuju pelabuhan. “Dengan asumsi harga batubara US$ 60 per ton dan biaya KA US$ 10 per ton, transaksi jual beli ini mencapai US$ 3,5 miliar,” ujar dia.
Tahun ini, PTBA menganggarkan belanja modal (capital expenditure/ capeX’) sebesar Rp 2,2 triliun yang berasal dari kas internal. Harus Diserap Ekspor Secara terpisah, Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Supriatna Sahala mengungkapkan, kontrak PTBA dan PLN merupakan sinergi bisnis yang saling menguntungkan. Di satu sisi, PLN mendapat jarninan pasokan dalam jangka panjang. Di sisi lain, PTBA memperoleh kepastian pasar. “PLN juga diuntungkan saat harga masih rendah,” ujar dia. Konsumsi batubara untuk pembangkit PLN dipastikan terus meningkat Direktur Perencanaan dan Manajemen Risiko PLN Murtaqi Syamsuddin pernah mengungkapkan, kebutuhan batubara untuk pembangkit bisa mencapai 130 juta ton pada 202l. Untuk mengantisipasi terus meningkatnya permintaan batubara di dalam negeri, baik untuk pembangkit maupun. industri dan keperluan lain, pe. merintah perlu memberikan jaminan pasokan.
Atas dasar itu pula, pemerintah berencana menerbitkan aturan baru untuk mengendalikan produksi batubara nasional dan menjamin terpenuhinya kebutuhan batubara di pasar domestik. Selama ini, produksi batubara sebenarnya sudah dikendalikan
ketika perusahaan tambang menyerahkan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP). “Ke depan, Kementerian ESDM berencana menerbitkan aturan yang secara jelas mengendalikan produksi batubara nasional,” kata Dirjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Tharnrin Sihite. Data Kementerian ESDM menunjukkan, tahun lalu porsi batubara untuk domestik hanya 82 juta ton. dibanding porsi ekspor yang mencapai 304 juta ton dari total produksi 386 juta ton. Tahun ini, jatah batubara domestik naik tipis menjadi 85 juta ton. Adapun ekspor batubara ditargetkan 306 juta ton atau 78,26% dari total produksi yang diperkirakan mencapai 391 juta ton. Tiongkok dan India bakal tetap menjadi andalan utama pasar ekspor batubara Indonesia. Berdasarkan catatan Ketua Sumber Daya A1am (SDA) Ikatan Ahli Geologi Indonesia (lAGI) Singgih Widagdo, ( prospek pasar ekspor batubara tahun ini masih menjanjikan. Hanya saja, indeks harga batubara sulit kembali ke level 1 harga periode 2011 sampai awal 2012.
Dengan kondisi finansial dunia seperti sekarang, fluktuasi indeks harga batubara mingguan tahun ini diperkirakan hanya bergerak 2-4%. Pasar batubara di kawasan Pasifik didominasi Indonesia dan Australia. Selain itu, AS dan Afrika Selatan kian gencar menyasar pasar ini. Menyusul anjloknya harga’ batubara, sejumlah perusahaan di dalam negeri menghentikan operasi. Di Provinsi Bengkulu, misalnya, enam perusahaan pertambangan batubara menghentikan semen tara produksi. Kinerja Keuangan  Menurut Joko Pramono, capex perseroan akan dipakai untuk pengembangan investasi di Tarahan sehingga produksinya menjadi 26 juta ton, selain untuk menambah kemampuan daya sandar jeti menjadi 150 DWT dibandingkan sebelumnya 80 DWT. Pada 2013, fYfBA menargetkan penjualan naik 35% menjadi 20,68 juta ton dibandingkan 2012 sebanyak 15,3 juta ton. Dari jumlah itu, 18,22 juta ton merupakan produksi perseroan, sedangkan sisanya merupakan pembelian batubara dari pihak ketiga oleh anak usaha. CEO Remax Capital Lucky Bayu Purnomo rnengatakan,: secara sektoral, .harga saham pertambangan sudah murah (overvalued). fYfBA menjadi pilihan investasi yang menarik karena mampu mencatatkan pendapatan dan laba bersih tertinggi tahun lalu. “PTBA mengungguli ITMG, ADRO, TINS, MEDC, dan perusahan sejenis lainnya. Tahun ini, pendapatan dan laba bersih PTBA ditargetkan naik 7% dan harga saham akan menguji level Rp 20 ribu. Dalam waktu dekat, harga saham fYfBA bisa mencapai Rp 18 ribu,’ kata dia.
Pelaku pasar, menurut dia, sebaiknya mengakumulasi saham emiten tersebut. Soalnya, pada semester II, harga batubara diperkirakan naik. PTBA juga dikenal sebagai BUMN yang bertahan di tengah jatuhnya ‘harga batubara dunia di New Castle dan Rotterdam.
Lucky Bayu menambahkan, PTBA akan semakin menarik bila rajin melakukan merger dan akuisisi, terutama terhadap perusahaan tambang yang tidak mendominasi pasar, seperti PT ATPK Resources Tbk. Hal ini akan mendorong apresiasi pasar yang lebih besar terhadap saham perseroan. “Selamaini, fYfBA belum seagresif ADRO, BUMI, atau BRAU. Padahal, sebagai BUMN, PTBA punya modal untuk menjadi market leader,” tandas dia. Analis Danatama Millenium Asset Management Desmon Silitonga mengungkapkan, fYfBA adalah saham sektor batubara yang baik secara bisnis dan keuangan. “Beberapa ikatan kontrak menjadi faktor positif, terutama untuk penjualan tahun depan,’ tutur dia. Desmon juga mengingatkan, kondisi global akan menentukan penjualan, mengingat banyaknya porsi impor PTBA. Prospek saham PTBA sangat tergantung pemulihan ekonomi global, terutama konsumen batubara di Tiongkok dan India. Dia menargetkan harga saham PTBA pada level Rp 19 ribu- 20.500 pada akhir tahun. “Saat ini mereka fokus ekspansi. Pasti likuiditasnya bertambah. Ini tentu menjadi daya tarik ‘bagi investor institusi,’ ujar dia. Analis First Asia Capital David Nathanael Sutyanto rnengatakan, sektor pertambangan akan membaik dalam waktu dekat. Pelemahan harga selama ini lebih disebabkan turunnya permintaan batubara di Tiongkok. “Saat ini saharn-saham batubara dilanda technical rebound Permintaan dunia juga membaik,’ ucap dia. Menurut Sutyanto, jika PTBA mampu memperbaiki transportasi KA untuk meningkatkan produksi, pendapatan perseroan bakal naik menjadi Rp 12,5 triliun tahun ini dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 11,59 triliun. Laba bersih juga ditargetkan naik menjadi Rp 3,1 triliun dari tahun lalu Rp 2,9 triliun. “Harga saham PTBA akan menguji level Rp 18 ribu pada akhir tahun,’ kata dia. (az)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar